BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Emboli cairan
ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki
sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan
shock. Sindrom cairan ketuban adalah
sebuah gangguan langka dimana sejumlah besar cairan ketuban tiba – tiba
memasuki aliran darah. Emboli cairan ketuban adalah masuknya cairan ketuban
beserta komponennya ke dalam sirkulasi darah ibu. Yang dimaksud komponen di
sini ialah unsur-unsur yang terdapat di air ketuban seperti lapisan kulit janin
yang terlepas, rambut janin, lapisan lemak janin, dan musin/cairan kental. yang
dapat menghambat pembuluh darah dan mencairkan darah yang mempengaruhi
koagulasi. Dua tempat utama masuknya cairan ketuban dalam sirkulasi darah
maternal adalah vena yang dapat robek sekalipun pada persalinan normal. Ruptura
uteri meningkatkan kemampuan masuknya cairan ketuban. (dr. Irsjad Bustaman,
SpOG.2009)
Emboli cairan
ketuban dapat terjadi bila ada pembukaan pada dinding pembuluh darah dan dapat
terjadi pada wanita tua/ usia lebih dari
30 tahun, sindrom janin mati, Multiparitas, Janin besar intrauteri, Insidensi
yang tinggi kelahiran dengan operasi, Menconium dalam cairan ketuban dan
kontraksi uterus yang kuat. Dua puluh lima persen wanita yang menderita keadaan
ini meninggal dalam waktu 1 jam. Emboli air ketuban atau EAK (Amniotic fluid
embolism) merupakan kasus yang sangat jarang terjadi. Kasusnya antara 1 : 8.000
sampai 1 : 80.000 kelahiran. Bahkan hingga tahun 1950, hanya ada 17 kasus yang
pernah dilaporkan. Sesudah tahun 1950, jumlah kasus yang dilaporkan sedikit
meningkat. Dalam kenyataannya memang emboli cairan ketuban jarang dijumpai,
namun kondisi ini dapat mengakibatkan kematian ibu dengan cepat. Sekalipun
mortalitas tinggi, emboli cairan tidak selalu membawa kematian pada tiap kasus.
75% wanita meninggal sebagai akibat langsung emboli. Sisanya meninggal akibat
perdarahan yang tidak terkendali. Meskipun jarang terjadi, tetapi bila edema
cairan ketuban terjadi pada wanita, maka akan menyumbat aliran darah ke paru,
yang bila meluas akan mengakibatkan penyumbatan dijantung, sehinggaa iskemik
dan kematian jantung secara mendadak bisa terjadi. Karena wanita tersebut akan
mengalami gangguan penapasan, syok, hipotermi, Dyspnea, Batuk, Hipotensi
perubahan pada membran mukosa akibat dari hipoksia Cardiac arrest. Koagulopati
atau pendarahan parah karena tidak adanya penjelasan lain (DIC terjadi di 83%
pasien.). Risiko emboli cairan ketuban tidak bisa diantisipasi jauh-jauh hari
karena emboli paling sering terjadi saat persalinan. Dengan kata lain,
perjalanan kehamilan dari bulan ke bulan yang lancar-lancar saja, bukan jaminan
ibu aman dari ancaman EAK. Sementara bila di persalinan sebelumnya ibu
mengalami EAK, belum tentu juga kehamilan selanjutnya akan mengalami kasus
serupa. Begitu juga sebaliknya.
B.
Rumusan masalah
Adapun rumusan
masalah pada makalah ini :
1. Mengetahui
apa yang dimaksud emboli air ketuban
2. Mengetahui
penyebab timbulnya emboli air ketuban
3. Mengetahui
faktor – faktor resiko dari emboli air ketuban
4. Mengetahui
gejala klinis dari emboli air ketuban
5. Mengetahui
diagnosis sampai penanganan emboli air ketuban
C.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk
menambah wawasan pengetahuan tentang emboli air ketuban yang meliputi :
·
Definisi emboli air
ketuban
·
Penyebab timbulnya
emboli air ketuban
·
Faktor-faktor resiko
dari emboli air ketuban
·
Gejala klinis dari
emboli air ketuban
·
Penanganan emboli air
ketuban
BAB II
PEMBAHASAN
1.
DEFINISI
Emboli air ketuban
adalah penyumbatan arteri pulmoner (arteri paru-paru) ibu oleh cairan ketuban.
Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban
memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang
akut dan shock. Suatu emboli adalah suatu masa dari bahan asing yang terdapat
didalam pembuluh darah. Meskipun sangat jarang terjadi, emboli bisa terbentuk
dari cairan ketuban. emboli air ketuban umumnya terjadi pada kasus aborsi,
terutama jika dilakukan setelah usia kehamilan 12 minggu, Bisa juga saat
amniosentesis (tindakan diagnostik dengan cara mengambil sampel air ketuban
melalui dinding perut). Ibu hamil yang mengalami trauma / benturan berat juga
berpeluang terancam emboli air ketuban. emboli air ketuban terjadi pada his
yang kuat dengan ketuban yang biasanya sudah pecah . Emboli air ketuban
merupakan kasus yang berbahaya yang dapat membawa pada kematian. Bagi yang
selamat, dapat terjadi efek samping seperti gangguan saraf.
2.
ETIOLOGI
Patofisiologi
belum jelas diketahui secara pasti. Diduga bahwa terjadi kerusakan penghalang
fisiologi antara ibu dan janin sehingga bolus cairan amnion memasuki sirkulasi
maternal yang selanjutnya masuk kedalam
sirkulasi paru dan menyebabkan :
v Kegagalan
perfusi secara massif
v Bronchospasme
v Renjatan
Faktor predisposisi
§ Multiparitas
§ Usia
lebih dari 30 tahun
§ Janin
besar intrauteri
§ Kematian
janin intrauteri
§ Meconium
dalam cairan ketuban
§ Kontraksi
uterus yang kuat
§ Insidensi
yang tinggi kelahiran dengan operasi
3.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
dari EAK yang kurang dipahami. Berdasarkan deskripsi awal, ia berteori bahwa cairan
ketuban dan sel-sel janin memasuki sirkulasi ibu, mungkin memicu reaksi
anafilaksis terhadap antigen janin. Namun, bahan janin tidak selalu ditemukan
dalam sirkulasi ibu pada pasien dengan EAK, dan materi berasal dari janin yang
sering ditemukan pada wanita yang tidak mengembangkan EAK.
Perjalanan
cairan amnion memasuki sirkulasi ibu tidak jelas, mungkin melalui laserasi pada
vena endoservikalis selama diatasi serviks, sinus vena subplasenta, dan
laserasi pada segmen uterus bagian bawah. Kemungkinan saat persalinan, selaput
ketuban pecah dan pembuluh darah ibu (terutama vena) terbuka. Akibat tekanan
yang tinggi, antara lain karena rasa mulas yang luar biasa, air ketuban beserta
komponennya berkemungkinan masuk ke dalam sirkulasi darah. Walaupun cairan
amnion dapat masuk sirkulasi darah tanpa mengakibatkan masalah tapi pada
beberapa ibu dapat terjadi respon inflamasi yang mengakibatkan kolaps cepat
yang sama dengan syok anafilaksi atau syok sepsis. Selain itu, jika air ketuban
tadi dapat menyumbat pembuluh darah di paru-paru ibu dan sumbatan di paru-paru
meluas, lama kelamaan bisa menyumbat aliran darah ke jantung. Akibatnya, timbul
dua gangguan sekaligus, yaitu pada jantung dan paru-paru. Pada fase I, akibat
dari menumpuknya air ketuban di paru-paru terjadi vasospasme arteri koroner dan
arteri pulmonalis. Sehingga menyebabkan aliran darah ke jantung kiri berkurang
dan curah jantung menurun akibat iskemia myocardium. Mengakibatkan gagal
jantung kiri dan gangguan pernafasan. Perempuan yang selamat dari peristiwa ini
mungkin memasuki fase II. Ini adalah fase perdarahan yang ditandai dengan
pendarahan besar dengan rahim atony dan Coagulation Intaravakuler Diseminata (
DIC ). Masalah koagulasi sekunder mempengaruhi sekitar 40% ibu yang bertahan
hidup dalam kejadian awal. Dalam hal ini masih belum jelas cara cairan amnion
mencetuskan pembekuan. Kemungkinan terjadi akibat dari embolisme air ketuban
atau kontaminasi dengan mekonium atau sel-sel gepeng menginduksi koagulasi
intravaskuler.
4.
TANDA
GEJALA
Tanda-tanda
dan gejala yang menunjukkan kemungkinan emboli cairan ketuban:
v Tekanan
darah turun secara signifikan dengan hilangnya diastolik pada saat pengukuran (
Hipotensi )
v Dyspnea/
sesak nafas yang sekonyong – konyongnya
v Batuk
v Sianosis
perifer dan perubahan pada membran mukosa akibat dari hipoksia.
v Pulmonary
edema.
v Cardiac
arrest.
v Rahim
atony: atony uterus biasanya mengakibatkan pendarahan yang berlebihan setelah melahirkan.
v Koagulopati
atau pendarahan parah karena tidak adanya penjelasan lain (DIC terjadi di 83%
pasien.)
v Kejang
, kadang perdarahan akibat KID merupakan tanda awal
5.
PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan
primer bersifat suportif dan diberikan secara agresif:
1) Terapi
krusnal , meliputi : resusitasi , ventilasi , bantuan sirkulasi , koreksi defek
yang khusus ( atonia uteri , defek koagulasi ).
2) Penggatian
cairan intravena & darah diperlukan untuk mengkoreksi hipovolemia &
perdarahan .
3) Oksitosin
yang di tambahkan ke infus intravena membantu penanganan atonia uteri.
4) Morfin
( 10 mg ) dapat membantu mengurangi dispnea dan ancietas .
5) Heparin
membantu dalam mencegah defibrinasi intravaskular dengan menghambat proses
perbekuan.
6) Amniofilin
( 250 – 500 mg ) melalui IV mungkin berguna bila ada bronkospasme
7) Isoproternol
menyebabkan vasodilatasi perifer, relaksi otot polos bronkus, dan peningkatan
frekuensi dan kekuatan jantung. Obat ini di berikan perlahan – lahan melalui Iv
untuk menyokong tekanan darah sistolik kira – kira 100 mmHg.
8) Kortikosteroid
secara IV mungkin bermanfaat .
9) Heparin
membantu dalam mencegah defibrinasi intravaskuler dengan menghambat proses
pembekuan.
10) Oksigen
diberikan dengan tekanan untuk meningkatkan.
11) Untuk
memperbaiki defek koagulasi dapat digunakan plasma beku segar dan sedian trombosit
b. Bila
anak belum lahir, lakukan Sectio Caesar dengan catatan dilakukan setelah
keadaan umum ibu stabil
c. X
ray torak memperlihatkan adanya edema paru dan bertambahnya ukuran atrium kanan
dan ventrikel kanan.
d. Laboratorium : asidosis metabolik ( penurunan
PaO2 dan PaCO2)
e. Terapi tambahan :
1) Resusitasi
cairan
2) Infuse Dopamin untuk
memperbaiki cardiac output
3) Adrenalin
untuk mengatasi anafilaksis
4) Terapi
DIC dengan fresh froozen plasma
5) Terapi perdarahan pasca persalinandenganoksitosin
6) Segera
rawat di ICU
ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU BERSALIN PATOLOGI
NY. X UMUR 28 TAHUN G2P1A0Ah1
UK 37 MINGGU
DI BPM RESPATI, TAJEM,
SLEMAN,
YOGYAKARTA
No.
Register :
I/8428/2013
Masuk
RS/PKM/BPM Tanggal/ Pukul : 15
Maret 2013 / 08.30 WIB
Dirawat
diruang :
Periksa
I.
PENGKAJIAN DATA Tgl/Pukul :15 Maret
2013/ 08.30 Oleh:Bidan
A.
data Subjektif
1.
Biodata Ibu Suami
1. Nama : Ny. X Tn.
A
2. Umur : 28 tahun 32tahun
3. Agama : Islam Islam
4. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
5. Pendidikan : SMP SMA
6. Pekerjaan : IRT Wiraswasta
7. Alamat : Babarsari RT 02 RW 07
Sleman
8. No
HP :082366xxxxxx
2.
Anamnesa
1. Alasan
datang/dirawat
Ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan
utama
Ibu
mengatakan nyeri pada perutnya disertai kenceng-kenceng, keluar darah berwarna
merah kehitaman dari jalan lahir sejak pukul 05.55 WIB tanggal 15 Maret 2013
3. Riwayat
menstruasi
Menarche : 12 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 5 hari Teratur : Ya
Sifat
darah : cair Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat
perkawinan
Status
perkawinan :sah Menikah ke : 1
Lama
menikah :6 tahun Usia
menikah pertama kali :22 tahun
5. Riwayat
Obstertik : G2P1A0Ah1
Hamil
ke-
|
Umur
kehamilan
|
Persalinan
|
BBL
|
Nifas
|
||||||
tahun
|
Penolong
|
Tempat
|
Komplikasi
|
BB
|
JK
|
H/M
|
laktasi
|
Komplikasi
|
||
1
|
Aterm
|
2008
|
Bidan
|
BPM
|
Tidak
ada
|
2800
|
L
|
H
|
Ya
|
Tidak
ada
|
Hamil
ini
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6. Riwayat
kontrasepsi yang digunakan
No
|
Jenis kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tanggal
|
oleh
|
Tempat
|
alasan
|
||
1
|
Suntik
|
2009
|
Bidan
|
BPM
|
Gemuk
|
2011
|
-
|
-
|
Inggin hamil
|
7. Riwayat
kehamilan sekarang
a. HPHT
: 29 Juni 2012 HPL: 5 April 2013 UK: 37 minggu
b. ANC
pertama umur kehamilan : 8 minggu
c. Kunjungan
ANC
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Keluhan : pusing, mual, muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi : Paraset (3x1), Vitamin B kompleks
(3x1)
Trimester II
Frekuensi : 3 kali
Keluhan : pusing
Komplikasi : tidak ada
Terapi : Fe (1x1), Asam folat (1x1) vitamin c
(2x1)
Trimester III
Frekuensi : 5 kali
Keluhan : tidak ada
Komplikasi : tidak ada
Terapi : Fe (1x1), Vitamin C (2x1)
d. Imunisasi
TT : 2 kali
TT 1 : tanggal 2
September 2012
TT 2 : tanggal 2
Agustus 2012
e. Pergerakan
janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan
merasakan pergerakan janin lebih dari 15 x dalam sehari.
8. Riwayat
kesehatan
a. Penyakit
yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan
tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular (TBC, HIV, Hepatitis),
menurun (DM, Hipertensi, Asma),dan
menahun (Jantung,ginjal)
b. Penyakit
yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan
baik dari keluarga ibu maupun suami tidak pernah atau sedang menderita penyakit
menular (TBC, HIV, Hepatitis), menurun
(DM, Hipertensi, Asma),dan
menahun (Jantung,ginjal)
c. Riwayat
keturunan kembar
Ibu mengatakan
baik dari keluarga ibu maupun suami tidak ada riwayat keturunan kembar
d. Riwayat
operasi
Ibu mengatakan
tidak pernah operasi apapun
e. Riwayat
alergi obat
Ibu mengatakan
tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat
9. Pola
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Sebelum
hamil Saat hamil
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3
x/hari 3x/hari
Jenis : nasi, sayur, lauk nasi, sayur lauk, buah
Porsi : 1 piring 1 piring
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
Minum
Frekuensi : 5x/hari 8-9x/hari
Jenis : Air putih, teh Air putih, susu, juice
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/hari 1x/hari
Warna : kecoklatan kecoklatan
Konsistensi : lembek lembek
Keluhan : tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi : 4x/hari 7x/hari
Warna : kuning jernih kuning tua
Konsistensi : cair cair
Keluhan : tidak ada sering BAK
c. Istirahat
Tidur siang
Lama : 30 menit/hari 1 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 7 jam/hari 8 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
d. Personal
Hygiene
Mandi : 2x/hari 2 x/hari
Ganti pakayan : 2x/hari 2
x/hari
Gosok Gigi : 2xhari 2
x/hari
Keramas : 3x/minggu 3x/minggu
e. Pola
seksualitas
Frekuensi : 3x/minggu 1x/minggu
Keluhan : tidak ada tidak ada
f. Pola
aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
-
Ibu mengatakan
kegiatannya sehari-hari adalah mengurus anak,suami, melakukan pekerjaan rumah
tangga.
-
Ibu mengatakan sering
berjala-jalan dipagi hari bersama suaminya.
10. Kebiasaan
yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu
mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti merokok,
minum jamu dan minum minuman beralkohol
11. Data
psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap
kehamilan, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga,
perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga)
-
Ibu mengatakan dirinya,
suami dan keluarga senang dengan kehamilan ini
-
Ibu mengatakan selalu
mendapat dukungan dari suami dan keluarga
-
Ibu mengatakan menjalin
hubungan yang baik dengan suami, keluarga dan tetangga
-
Ibu mengatakan
berencana melahirkan di tempat bidan
-
Ibu mengatakan
berencana merawat bayinya sendiri dengan dibantu ibunya
-
Ibu nengatakan rajin
menjalankan ibadah
-
Ibu mengatakan
mengikuti kegiatan sosial seperti arisan yang ada di lingkungannya
-
Ibu mengatakan suami
adalah penopang ekonomi keluarga
12. Pengetahuan
ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
-
Ibu mengatakan mengerti
tentang kehamilan, persalinan dan masa nifas karna ini kehamilan kedua nya
13. Lingkungan
yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan )
-
Ibu mengatakan
lingkungan sekitar rumahnya bersih dan aman
-
ibu mengatakan tidak
memiliki hewan peliharaan seperti kucing, anjing dan yang lainnya
B.
Data Objektif
1. Pemeriksaan
umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
Tekanan
darah : 80/60 mmHg Nadi : 98 x/menit
Pernafasan : 27 x/menit Suhu : 36.8 oC
BB : 62 Kg TB : 158 cm
2. Pemeriksaan
fisik
Kepala : mesochepal, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada masa, rambut dan kulit kepala bersih
Wajah : oval, tidak ada cloasma
gravidarum, tidak ada odema, tidak ada bekas luka, muka agak pucat.
Mata : simetris, tidak ada
tanda-tanda infeksi, konjungtiva pucat, slkera putih, tidak juling, tidak ada
sekret
Hidung : lubang hidung simetris, tidak ada
polip, tidak ada cuping hidung, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada secret.
Mulut : bersih, tidak ada karies gigi,
tidak ada gigi berlubang, lidah bersih, gigi tidak berdarah, tidak ada tanda
pembesaran pada kelenjar tonsil.
Telinga :lubang telinga simetris, tidak ada
sumbatan serumen, fungsi pendengaran baik, terdapat gendang telinga.
Leher : tidak ada pembesaran pada
kelenjar parotis, kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan pembengkakan pada vena
jugularis
Dada : tidak ada retraksi dinding
dada, tidak ada bunyi wheezing ataupun mengi.
Payudara : simetris, puting susu menonjol,
aerola hiperpigmentasi, tidak ada masa, tidak nyri tekan.
Abdomen : tidak ada bekas luka, tidak ada bekas
operasi, ada linea nigra, ada striae
grvidarum, ada nyeri tekan.
Palpasi
(tidak dilakukan)
Leopold
I : TFU:3 jari di bawah px ,pada
bagian fundus teraba bulat,lunak dan tidak melenting( bokong)
Leopold
II : sebelah kanan perut ibu teraba
tahanan,keras seperti papan (puka), pada bagian kiri perut ibu teraba bagian
kecil-kecil janin (ektremitas).
Leopold
III : pada bagian bawah terisi
bulat,keras,melenting (kepala)
Leopold
IV : kepala sudah masuk PAP (
divergent)
Supra
pubic :-
Osborn
test :-
Pemeriksaan
Mc. Donald
TFU : 25cm TBJ :
2170 gram
Auskultasi
Djj :137 x/menit
Ekstremitas
atas : simetris, pergerakan
aktif, jumlah jari lengkap, tidak odema, kuku tidak pucat, kuku tidak anemis,
reflek patela (+).
Ekstremitas
bawah : semetris, pergerakan aktif,
jumlah jari lengkap, tidak odema, tidak ada varises, kuku tidak pucat, kuku
tidak anemis,refleks patela (+)
Genitalia
luar : terdapat pengeluaran darah
berwarna merah kehitaman ±200 ml , tidak tidak ada varises, tidak ada
pembesaran kelenjar bartolini
Pemeriksaan
dalam :
tujuan
: untuk mengetahui apakah ibu sudah masuk dalam persalinan atau belum
hasil : vulva uretra tenang,dinding vagina licin,
porsio tipis,pembukaan 4,selket(-), ak(-), preskeb,tidak ada moulase, penurunan
kepada di 1/5 bagian, STLD(+).
3. Pemeriksaan
penunjang tgl/pukul: 15 maret
2013/09.00 WIB
Hb
: 9,8 gr%
4. Data
penunjang
Tidak
ada
II.
INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
kebidanan
Ny.
X umur 28 tahun G2P1A0Ah1 umur
kehamilan 37 minggu janin tunggal, hidup intra uterin, hamil dengan emboli air ketuban.
Data
dasar:
Data
subjektif:
-
ibu mengatakan bernama
Ny. X dan berumur 28 tahun
-
ibu mengatakan ini
adalah kehamilannya yang kedua
-
ibu mengatakan tidak
pernah keguguran
-
ibu mengatakan HPHT nya
tanggal 29 juni 2012
-
ibu mengatakan perutnya
sakit disertai kenceng-kenceng
-
ibu mengatakan dari
jalan lahirnya keluar darah berwarna merah kehitaman
Data
objektif:
Keadaan
umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status
emosional : stabil
Tanda
vital
Tekanan
darah : 80/60 mmHg Nadi : 98x/menit
Pernafasan : 27 x/menit Suhu : 36.8 oC
BB : 62 kg TB : 158cm
Djj : 137 x/menit
Hb : 9,8 gr%
B. Masalah
Ibu
merasa Cemas
Data
Subjektif:
Ibu
mengatakan merasa pusing
Ibu
mengatakan takut terhadap keadaan bayi dan dirinya.
Data
objektif:
Tekanan
darah : 80/60 mmHg Nadi : 98x/menit
Pernafasan : 27 x/menit Suhu : 36.8 oC
Wajah : oval, tidak ada cloasma
gravidarum, tidak ada odema, tidak ada bekas luka, muka agak pucat
III.
IDENTIFIKASI DAN DIAGNOSA POTENSIAL
polihidramnion
IV.
ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
A. Mandiri
Lakukan
pemasangan NaCl menggunakan tranfusi set dan menyiapkan pendonor darah (jika
diperlukan).
B. Kolaborasi
Tidak ada
C. Rujukan
Lakukan rujukan
ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas lengkap
V.
PERENCANAAN
1) Beritahu
ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
2) Jelaskan
pada ibu tentang keluhan yang dialaminya
3) Jelaskan
pada ibu dan keluarga tentang bahaya emboli air ketuban
4) Beri
ibu dukungan emosional
5) Rujuk
ibu ke RS terdekat
6) Lakukan
pendokumentasian dibuku register, askeb dan sebagainya
VI.
PELAKSANAAN
1) Memberitahu
ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yaitu TD : 80/60 mmhg, Keadaan ibu pucat,
dari jalan lahir ibu keluar darah berwarna merah kehitaman.
2) Menjelaskan
keluhan yang di rasakan ibu yaitu akibat perut selalu kontraksi sehingga
mengakibatkan nyeri, timbulnya darah disebabkan karena darah mencari jalan
keluar antara selaput janin dan dinding rahim tapi tersumbat.ini dapat di
katakana bahwa Ibu mengalami emboli air ketuban yaitu penyumbatan arteri
pulmoner (arteri paru-paru) ibu oleh cairan ketuban.
3) Menjelaskan
pada ibu dan keluarga penyebab emboli air ketuban, yaitu akibat adanya
penghalang fisiologis antara ibu dan janin sehingga bolus cairan amnion
memasuki sirkulasi maternal yang selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi paru yang
menyebabkan kegagalan perfusi secara masif, bronchospasma, dan renjatan.
4) Memberi
dukungan kepada ibu agar ibu tidak cemas, memberi semangat agar ibu tetap
optimis bahwa ibu tidak akan terjadi apa-apa.
5) Menyiapakn
kelengkapan merujuk seperti inform consent, transportasi, tempat merujuk,
pendamping merujuk dan melakukan rujukan ke Rumah Sakit terdekat dan memiliki
fasilitas yang lengkap.
6) Melakukan
pendokumentasian pada buku register, askeb, buku kunjungan dan sebagainya.
VII.
EVALUASI
1) Ibu
dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2) Ibu
sudah memahami tentang keluhan yang dirasakan
3) Ibu
sudah mengerti tentang bahaya emboli air ketuban
4) Ibu
melakukan timbal balik dengan dukungan yang diberikan. Dengan bukti ibu semakin
bersemangat dan optimis.
5) Kelengkapan
merujuk sudah disiapkan dan akan dilakukan rujukan ke Rumah Sakit.
6) Telah
dilakukan pendokumentasian pada buku register, askeb, buku kunjungan dan
sebagainya.
CATATAN
PERKEMBANGAN
Data perkembangan kala
II
Tanggal 15 Maret 2013 Jam : 10.00 WITA
Data Subjektif (S) :
1.
Mengatakan perutnya sangat terasa
mulas-mulas yang sangat kuat (his yang sangat kuat), His yang muncul
dirasakan ibu terus-menerus.
2. Mengatakan mual muntah dan sangat gelisah.
3. Merasakan dorongan yang kuat untuk meneran
saat timbul kontraksi
4. Merasa ingin BAB
Data Objektif (O) :
1. Kontraksi uterus 5-7 kali dalam 10 menit,
durasi > 40 detik
2.
DJJ 136 x/menit
3. Hasil pemeriksaan dalam pukul 10.15 Wita
a. Vulva/vagina tidak ada kelainan
b. Portio tidak teraba
c. Ketuban pecah,jernih
d. Pembukaan 10 cm
e. Presentase kepala,ubun-ubun kecil kanan depan
tepat di bawah simpisis
f. Molase
tidak ada
g. Penumbungan
tidak ada
h. Penurunan
kepala Hodge IV
i. Kesan panggul normal
j. Pelepasan
lender,darah dan air jernih
4. Tanda-tanda vital
a. Tekanan
darah : 100/70 mmHg
b. Nadi : 90x/menit
c. Suhu : 37°C
d. Pernapasan : 28 x/menit
5. Perineum tampak menonjol
6. Vulva
dan anus terbuka
Assesment (A) :
Inpartu
kala II, dengan emboli air ketuban
Planning (P) :
1.
Melihat tanda dan gejala kala II : ada dorongan yang kuat untuk meneran,
tekanan pada anus,perineum menonjol, vulva dan vagina terbuka.
2. Memastikan
kelengkapan alat dan bahan pertolongan persalinan : alat sudah lengkap
3. Memakai APD lengkap
4. Memastikan lengan/tangan tidak memakai
perhiasan dan mencuci tangan dengan abun dibawah air mengalir dan keringkan
dengan handuk bersih
5. Memakai sarung tangan DTT
6. Mengisi spuit dengan oksitosin 10 IU
7. Membersihkan vulva dan perineum
8. Melakukan pemeriksaan dalam
9. Mendekontaminasi sarung tangan
10.
Mengobservasi DJJ : 136x/menit
11.
Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah
lengkap, keadaan janin baik
12.
Membantu ibu mengambil posisi meneran ;
ibu dalam posisi litotomi
13.
Memimpin ibu meneran saat ada his
14.
Memasang handuk bersih diatas perut ibu
dan duk steril di bawah bokong ibu
15.
Memakai handskun steril/DTT
16. Menyokong perineum saat kepala
bayi membuka vulva 5-6 cm dengan tangan kanan dan menahan puncak kepala dengan
tangan kiri
17.
Membersihkan muka, mulut dan hidung bayi
dengan kasa steril
18.
Memeriksa adanya lilitan tali pusat ;
tidak ada lilitan tali pusat
19.
Menunggu kepala melakukan putaran paksi
luar
20. Melahirkan bayi dengan cara kedua tangan
diletakkan secara biparietal pada kepala bayi lalu menarik kepala kearah bawah
untuk melahirkan bahu depan dan menarik kepala keatas untuk melahirkan bahu belakang, kemudiaan
melahirkan bayi secara sangga susur ; bayi lahir pukul 06.25 Wita, jenis
kelamin laki-laki
21.
Menilai bayi segera setelah lahir ;
menangis spontan, kulit kemerahan, pergerakan aktif
22.
Mengeringkan dan menyelimuti bayi dengan
kain bersih dan kering
23.
Memeriksa fundus uteri untuk memastikan
janin tunggal ; janin tunggal
Data perkembangan kala
III
Tanggal
: 15 maret 2013 jam : 10.30 wita
Data Subjektif (S) :
1. mengatakan perutnya terasa sangat mulas
2. Ibu mengatakan terasa mual dan mau muntah
3. mengatakan sesak nafas
4. mengatakan badan terasa lemah
Data Objektif (O) :
1. keadaan umum ibu Nampak lemah
2. Kala II berlangsung 10 menit
3. Bayi lahir pukul 10.30 wita, dengan jenis
kelamin laki-laki
4. TFU setinggi pusat
5. Kontraksi uterus baik, uterus teraba
keras dan bundar
6. Tali pusat bertambah panjang
Assesment (A):
Inpartu
kala III, dengan emboli air ketuban
Planning (P):
1. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik
oksitosin
2. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada
1/3 paha atas bagian luar
3.
Menjepit tali pusat dengan klem pertama ± 3 cm dari perut bayi, dan memasang klem kedua ± 2 cm dari klem
pertama, memotng tali pusat dan mengikatnya dengan pengikat tali pusat yang
steril
4. Mengganti kain pembungkus bayi dengan kain
bersih dan kering
5. Melakukan IMD
6. Memindahkan klem pada tali pusat hingga
berjarak 5-10 cm dari vulva
7. Meletakkan tangan kiri di atas simphisis dan
tangan kanan memegang tali pusat
8.
Menunggu uterus berkontraksi kemudian melakukan peregangan tali pusat
terkendali dengan tangan kanan, sementara tangan kiri melakukan tekanan pada
uterus secara dorsocranial
9.
Jemput plasenta dengan kedua tangan,
putar plasenta searah jarum jam sampai plasenta dan selaput ketuban lahir;
plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap pukul 10.35 wita
Data perkembangan
kala IV
Tanggal:
15 maret 2013 jam :
10.40 wita
Data Subjektif (S) :
1. Ibu mengatakan perut masih terasa mulas
2. Ibu mengatakan nafas terasa sesak
3. Ibu mengatakan badan terasa lemah
Data Objektif (O) :
1. Plasenta lahir lengkap jam 06.30 wita
2. Ibu nemapak pucat, sianosis, lemah
3. Tanda-tanda vital :
TD
: 90/70 mmHg
N
: 90 x/menit
P
: 28 x/menit
4.
TFU 2 jari dibawah pusat
5. Kontraksi uterus kuat
6. Perdarahan ± 300 cc mengalir
Assesment (A) :
Inpartu
kala IV, dengan emboli air ketuban
Planning (P) :
1. Melakukan masase uterus; uterus teraba keras
dan bundar
2. Memeriksa robekan jalan lahir; ada robekan
jalan lahir tingkat II
3. Memasang infuse
4. Memasang O2
5. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang
kondisi ibu saat ini dan harus dirujuk
6. Berikan suport pada ibu dengan melibatkan
keluarga dan orang terdekat
7. Persiapan rujukan dengan BAKSOKUDA
BAB III
KESIMPULAN DAN DAFTAR
PUSTAKA
A.
KESIMPULAN
Emboli
cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban
memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang
akut dan shock. Cara masuknya cairan ketuban Dua tempat utama masuknya cairan
ketuban kedalam sirkulasi darah maternal adalalah vena endocervical (yang dapat
terobek sekalipun pada persalinan normal) dan daerah utero plasenta.Ruputra
uteri meningkat kemungkinan masuknya cairan ketuban. Abruption plasenta
merupakan peristiwa yang sering di jumpai, kejadian ini mendahului atau
bersamaan dengan episode emboli. Etiologinya Kematian janin intrauteri, Janin
besar intrauteri, Multiparitas dan Usia
lebih dari 30 tahun. Insidensi yang tinggi kelahiran dengan operasi, Menconium
dalam cairan ketuban, Kontraksi uterus yang kuat.
Ketika
emboli cairan ketuban terjadi, maka akan terjadi penyumbatan aliran darah ibu,
lama-kelamaan akan mengalami penumbatan diparu, bila meluas akan terjadi
penyumbatan aliran darah ke jantung, hal ini mengakibatkan terjadinya gangguan
di jantung, dan dapat menyebabkan kematian, terutama pada wanita yang sudah
tua.
Perdarahan
juga bisa terjadi, akibat emboli cairan ketuban, sehingga pasien akan mengalami
kekurangan volume cairan akibat perdarahan, jika tidak diatasi segera, pasien
dapat mengalami syok.
B.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho,Taufan.2012.Patologi Kebidanan.Nuha
Medica:Yogyakarta
Marmi,
A.Retno Murti Suryaningsih dan Eri Fatmawati.2011.Asuhan Kebidanan
Patologi.Pustaka
Pelajar:Yogyakarta
harlindalinda.blogspot.com/2012/11/emboli-air-ketuban-askeb.html
Midwiferyeducator. 2010.
Emboli-Cairan-AmnionEcahttp://Midwiferyeducator.Wordpress.Com